20 April 2018
Housing-Estate.com, Jakarta - PT Astra Modern Land (AML), pengembang proyek hunian terpadu Asya (70 ha) di Cakung, Jakarta Timur, meneken kerja sama pembiayaan perumahan (KPR) dengan CIMB Niaga.
“Kerja sama ini untuk memudahkan konsumen yang membeli dengan KPR. Cicilannya bisa lebih panjang dengan bunga lebih menarik,” kata Wibowo Muljono, Presiden Direktur AML, saat penandatanganan kerja sama dengan Novlia Dwi Astine, Mortgage Business Development Head Bank CIMB Niaga, seperti dikutip siaran persnya di Jakarta, Selasa (17/4/2018).
Novlia menyebutkan, CIMB Niaga antusias dengan kerja sama ini karena nama besar pengembang Asya (joint venture antara Grup Astra, Hongkong Land dan Modernland). “Selain itu proyek Asya sendiri punya banyak keunggulan dan sangat diminati masyarakat. Makanya kami optimistis kerja sama ini bisa memperbesar penyaluran KPR CIMB Niaga,” katanya.
CIMB Niaga menawarkan KPR Fixed to Float dengan bunga 6,15 persen per tahun selama tiga tahun untuk tenor kredit minimal delapan tahun. Ada juga fitur bunga fix (tetap) 6,5 persen per tahun selama lima tahun dengan minimal tenor 10 tahun. Kemudian KPR Floating Rate dengan acuan bunga Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) 12 bulan atau BI Repo Rate ditambah margin bank lima persen, serta KPR Smart Rate dengan bunga SDBI 12 Bulan ditambah margin bank 3,25 persen tanpa minimal tenor.
Fitur lain KPR Xtra Bebas yang menawarkann bunga 7,75 persen per tahun selama dua tahun pertama, kemudian 7,5 persen per tahun dua tahun berikutnya, dan 7,25 persen pada tahun kelima. Setelah itu berlaku bunga pasar efektif floating yang mengacu ke fluktuasi bunga acuan di Bank Indonesia (BI).
Asya sendiri akan dikembangkan selama 15 tahun dengan total investasi mencapai Rp20 triliun. Pada triwulan pertama tahun ini diluncurkan klaster kedua Matana menyusul klaster sebelumnya Semayang yang dirilis akhir tahun lalu. Matana menawarkan 210 unit rumah dengan kaveling berukuran 98, 126, 152, 182, 196, dan 204 m2 dan bangunan mulai dari 105 m2 dua setengah lantai (split level) seharga mulai dari Rp2,5 miliar/unit.
